Peran Budaya Dan Agama Dalam Proses Pembangunan

Peran Budaya Dan Agama Dalam Proses Pembangunan

Peran Budaya Dan Agama Dalam Proses Pembangunan – Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar menekankan pentingnya aspek budaya dan agama bagi keberhasilan pembangunan.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri pertemuan dengan para seniman Matraman, di Padepokan Seni Kirun (PadSki), Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (5/3/2022).

Pria yang akrab disapa Gus Muhaimin ini mengatakan, pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan politik atau ekonomi untuk menjamin keberhasilan pembangunan. premium303

Peran Budaya Dan Agama Dalam Proses Pembangunan

Di sisi lain, indikator pembangunan akan benar-benar terwujud jika kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu aspek yang diprioritaskan. Langkah ini dilakukan dengan mengoptimalkan peran budaya dan agama sebagai pilarnya.

“Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah kebahagiaan dan kesejahteraan. Kalau soal kebahagiaan, hanya ada dua, seni dan agama,” kata Gus Muhaimin.

Melalui peran budaya dan agama, lanjutnya, masyarakat dapat lebih mudah menerima informasi baru terkait pembangunan.

Misalnya dalam pelaksanaan vaksinasi, organisasi keagamaan dan ulama memiliki pengaruh yang besar terhadap kondisi di lapangan.

“Dari seniman dan pemuka agamalah pembangunan di dalam negeri bisa sukses. Misalnya pelaksanaan vaksinasi. Vaksinasi jika tidak berkaitan dengan agama akan sulit didapat. Untung ada ulama dan ormas di Indonesia, “ucap Gus Muhaimin.

Selain mendorong peran budaya dan agama dalam program-program pemerintah, Gus Muhaimin juga mengingatkan para ulama dan seniman untuk berperan aktif dalam semua kegiatan pemerintah.

“Kemakmuran di Indonesia hanya dapat dicapai jika para ulama dan seniman semua bergerak untuk mendorong dan memberikan motivasi yang kuat bagi masyarakat,” ujarnya.

Foto-foto pernikahan beda agama di kota Semarang Viral di media sosial

Foto-foto viral yang beredar di media sosial memperlihatkan prosesi pernikahan pasangan beda agama.

Dalam foto yang diunggah akun Tiktok @sacha_alya pada Minggu (6/3/2022), dua sejoli terlihat melangsungkan pernikahan di sebuah gereja di kota Semarang.

Seorang pengantin wanita terlihat mengenakan gaun putih panjang dan mengenakan hijab. Tangannya juga tampak membawa sebuket bunga. Sedangkan mempelai pria memakai jas hitam.

Tampak raut bahagia di wajah kedua pasangan tersebut saat berfoto bersama keluarga masing-masing, seorang pendeta dan seorang saksi pernikahan.

Konselor pernikahan, Achmad Nurcholis, membenarkan adanya pernikahan beda agama di kota Semarang.

Pasangan nikah beda agama melakukan akad dan shalawat di dua tempat, Sabtu (22/5). Akad dilaksanakan di sebuah hotel di kota Semarang dan dilanjutkan dengan pemberkatan di gereja St. Ignatius Krapyak.

Ia mengaku menjadi saksi dalam prosesi pernikahan beda agama. “Iya betul, pernikahannya Sabtu (5/3/2022).

Pernikahan itu sebenarnya dirayakan dengan dua cara, Islam dan Katolik. Saya menyaksikan pernikahan itu,” kata Nurcholis saat dikonfirmasi, Senin (7/7). 22/3).

Nurcholis menjelaskan, secara administratif syarat perkawinan beda agama tidak jauh berbeda dengan perkawinan pada umumnya.

Ia mengungkapkan, kedua pasangan tersebut sebelumnya telah rutin melakukan konseling pernikahan selama dua tahun.

“Keduanya bisa menikah dengan dua prosedur, biasanya pertama dengan berkonsultasi dengan saya. Selama 2 tahun komunikasi dan pertemuan intens dengan saya. Jadi sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menikah,” katanya.

Peran Budaya Dan Agama Dalam Proses Pembangunan

Menurutnya, perkawinan beda agama dilakukan dengan dua cara untuk mendapatkan pengesahan menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

“Secara umum 99,9 persen pasangan beda agama menikah menggunakan dua prosedur untuk mendapatkan pengesahan berdasarkan agama atau kepercayaan masing-masing,” katanya.

Nurcholis mengaku mendampingi prosesi pernikahan beda agama itu, bukan kali pertama di Kota Semarang.

“Saya sudah mendampingi nikah beda agama lebih dari 30 kali. Sulit bagi banyak orang untuk melakukannya. Jadi kemarin bukan yang pertama kali. Mereka pasangan ke 1.424,” jelasnya.